Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, Jan-di telah memasuki tahun terakhir sekolah sementara tiga rekannya di F4 tengah menikmati hari-hari mereka di universitas. Praktis, hubungannya dengan Jun-pyo terputus sejak pria itu terbang ke Makau.
Meski berusaha untuk mengenyahkan pikiran buruk, ekspresi Jan-di langsung berubah sendu setiap kali mendengar nama Jun-pyo disebut. Untungnya dibalik kesedihan, kehidupan keluarga Jan-di yang sempat morat-marit mulai membaik setelah ayahnya diterima kerja di perusahaan baru.
Bertemu Ji-hoo di kolam renang, Jan-di dipaksa untuk memeriksakan bahunya yang cedera ke rumah sakit. Sempat melihat Ji-hoo bersama seorang pria tua yang kerap datang ke restoran tempatnya bekerja, Jan-di diberitahu bahwa meski cederanya bakal sembuh, namun ia sudah tidak bisa lagi mengejar karir di dunia renang.
Berita tersebut kontan membuat Jan-di tambah terpukul. Di pinggir kolam, ia menumpahkan isi hatinya pada Ji-hoo sambil berderai air mata. Dengan lembut, pria itu berusaha menghibur Jan-di. Meski berat, Jan-di akhirnya mulai mengemasi perlengkapan renangnya termasuk kacamata pemberian Jun-pyo.
Tidak sengaja melihat sebuah serial televisi, Jan-di memutuskan untuk mengejar Jun-pyo hingga ke Makau. Sempat berusaha meminta supaya gajinya dibayar dimuka untuk tiket pesawat namun gagal, Jan-di berusaha untuk mendapat nominal yang diinginkan dengan menjual bubur.
Beruntung bagi Jan-di, tempat jualannya yang semula sepi langsung berubah ramai berkat kemunculan F4 minus Jun-pyo. Setelah berhasil mendapat uang tiket pesawat, Jan-di diminta untuk melakukan renang terakhirnya sambil disaksikan tiga rekan-rekannya di F4 dan Ga-eul sebelum kemudian berangkat ke Makau.
Begitu tiba di Makau, Jan-di langsung menuju hotel dimana Jun-pyo menginap. Sayang, usahanya untuk menemui pria itu (dengan berbagai gerak tangan yang kocak dan bahasa Inggris campur Korea yang terpatah-patah) dihalang-halangi oleh petugas keamanan.
ambil memikirkan langkah berikutnya, Jan-di memutuskan untuk melihat-lihat keramaian. Ia nyaris saja tidak menyangka kalau seorang pencopet mengincar dompetnya, namun ia diselamatkan oleh seorang gadis cantik bernama Ha Jae-kyung.
Sempat menghabiskan waktu bersama, keduanya akhirnya berpisah. Melihat kesempatan yang ada, Jan-di berhasil menyelinap masuk ke dalam hotel dengan berpura-pura menjadi bagian dari rombongan turis. Terus menjelajahi satu-persatu ruangan yang ada, gadis itu akhirnya tiba di bar hotel.
Didalam ruangan mewah itulah Jan-di akhirnya bertatapan muka dengan Jun-pyo, namun kebahagiaannya tidak berlangsung lama. Tidak cuma melihat Jun-pyo yang begitu bahagia saat bersanding bersama wanita lain, namun ekspresi wajah pria itu berubah dingin saat tatapan keduanya bertemu.
Kebingungan karena reaksi Jun-pyo diluar harapannya, Jan-di memutuskan untuk mengikuti seorang bocah yang menawarkan penginapan murah. Siapa sangka, gadis itu malah digiring ke tempat sepi dimana sekelompok berandal telah menanti. Dalam keadaan terdesak, mendadak muncul Ji-hoo, Yi-jung, dan Woo-bin sebagai penyelamat.
Yi Jung, Woo Bin dan Ji Hoo Muncul sebagai Penyelamat Jan Di dari Kepungan Sekelompok Brandal
Setelah membereskan para berandalan, yang ekstra ketakutan melihat sosok Woo-bin, Jan-di dan rekan-rekan F4nya memutuskan untuk menginap di hotel sambil menghubungi Jun-pyo. Penolakan yang dilakukan sang pemimpin membuat ketiga rekannya mulai yakin ada sesuatu yang salah.
Ketika ditanya soal Jun-pyo, Jan-di berusaha mengelak namun ucapannya semakin menguatkan kecurigaan Ji-hoo. Disaat ketiga personil F4 dan Jan-di menikmati keindahakn malam di Makau, Jun-pyo sibuk menyelesaikan urusan bisnisnya bak seorang pengusaha ulung.
Gu Jun Pyo sibuk menyelesaikan urusan bisnisnya bak seorang pengusaha ulung.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar