Saat jalan-jalan dan berhenti di sebuah warung untuk beli kue, Ji Hoo tidak mendapati dompetnya. Jan di yang kebetulan bawa dompet membayarnya. Saking keasyikannya mendapatkan bonus 1 Naas, dompetnya ketinggalan di warung tersebut.
Jan-di baru sadar saat berada di sebuah kuil, kekhawatirannya dilihat oleh Ji-hoo yang langsung mengambil tindakan. Rupanya, pria itu meminjam sebuah gitar dan untuk menggantikan uang (dan dompet) Jan-di yang hilang, Ji-hoo mengamen di tengah kerumunan orang-orang.
Bisa ditebak, penonton langsung memberi aplaus meriah sementara Jan-di dari kejauhan cuma bisa menatap dengan kagum. Dalam perjalanan pulang ke rumah Ming, Jan-di yang keseleo kembali dibuat kehabisan kata-kata oleh aksi Ji-hoo, yang rela membopongnya. Keduanya tidak sadar kalau dari belakang, Jun-pyo yang berada di dalam mobil terus memandangi mereka.
Keesokan harinya, setelah sempat diselingi kejadian memalukan dengan Ji-hoo, Jan-di memutuskan untuk kembali ke Korea. Di bandara, ia sempat berdebat dengan Ji-hoo saat mengajukan tawaran untuk mengganti tiket pesawat kelas satu dengan kelas ekonomi. Namun, ucapan pria itu langsung menuntaskan perdebatan dengan cepat.
Di tengah pertemuan bisnis, Jun-pyo diingatkan oleh asisten kepercayaannya Tuan Jung kalau pesawat Jan-di bakal terbang ke Seoul di sore hari. Saat waktu tersisa dua jam, Jun-pyo berhasil meloloskan diri dan langsung menuju ke bandara. Namun didepan matanya, ia meliat Ji-hoo sedang berlutut memakaikan sepatu ke Jan-di.
Kontan saja adu mulut antara kedua personil F4 itu tidak bisa dihindari, Jun-pyo tidak bisa lagi menahan emosinya saat Ji-hoo mengatakan tidak akan melepas Jan-di untuk kedua kalinya. Namun ketika Jan-di mengkonfrontirnya, Jun-pyo tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa terduduk di lantai menyaksikan gadis yang dicintainya pulang bersama Ji-hoo.
Setelah kembali ke Korea, Jan-di kerap tidak fokus dengan pekerjaannya sampai suatu saat ia ditugaskan untuk mengantar makanan ke sebuah klinik. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Jan-di mulai optimis menghadapi hidup tanpa Jun-pyo.
Namun semua ternyata hanya berlangsung sementara. Setelah melihat berita tentang Shinhwa Group di televisi, secara kebetulan ia bertemu dengan Jun-hee. Saat dibawa pulang ke rumah keluarga Goo, pertahanan Jan-di akhirnya runtuh.
Bukan cuma Jun-hee, pasangan Ga-eul dan Yi-jung juga penasaran dengan perubahan sifat Jun-pyo yang begitu drastis. Untuk memastikan kecurigaannya, Yi-jung meminta Ga-eul mengajak Jan-di untuk datang ke pesta ultah Jun-pyo. Siapa sangka, Jan-di ternyata juga mendapat undangan….dari Nyonya Kang.
Sempat merasa kalau ia seharusnya tidak muncul, Jan-di malah ‘ditodong’ Nyonya Kang untuk tampil memainkan piano sambil bernyanyi untuk Jun-pyo. Untungnya, penampilan gadis itu tidak mengecewakan. Sempat sedikit kecewa karena gagal menjatuhkan mental Jan-di, Nyonya Kang ternyata masih punya satu kejutan lagi.
Rupanya, Nyonya Kang berniat mengumumkan pertunangan Jun-pyo dengan Jae-kyung. Sadar kalau ibunya mulai berulah, Jun-pyo meminta Jan-di mengikutinya. Pemuda itu tidak sadar, yang ditariknya justru bukanlah Jan-di melainkan Jae-kyung.
Kesalahpahaman itu kontan membuat Jan-di makin terpuruk, sementara Jun-pyo baru sadar kalau dirinya telah menarik gadis yang salah saat berada ditengah taman. Tidak terima dengan perlakuan sang pewaris Shinhwa, Jae-kyung langsung melompat ke punggung Jun-pyo sambil mengigit telinga pria itu.
Dalam perjalanan pulang dengan taksi, Jan-di berpura-pura tegar sambil mengatakan ke Ji-hoo kalau dirinya tidak peduli dengan Jun-pyo. Sadar kalau yang dikatakan gadis itu bukanlah kebenaran, Ji-hoo membela Jun-pyo sambil menyebut sahabat baiknya itu pasti tidak tahu apa-apa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar