Masih pada inget kan pada episode yang lalu, Jan-di diseka temen-temennya, saat ia melintas naik sepeda, anak-anak mengulurkan tali sehingga Jan-di terjatuh — bahkan sepeda kesayangannya dibakar sama anak-anak yang terlalu kesal sama Jan-di berkat menyebarnya gambarnya bersama lelaki tak dikenal itu. Jan-di dilempari telur dan lain-lain.
Perlakuan kasar para siswa Shinhwa ditambah sikap dingin Jun-pyo membuat Jan-di nyaris menyerah, ia sempat berharap akan muncul penolong (Ji-hoo) namun harapannya sia-sia. Mendadak dari belakang, muncul Jun-pyo yang langsung merangkul dan menggendongnya pergi.
Melihat sosok Jun-pyo, Jan-di cuma bisa menggerutu kecil sambil menyebut bahwa ia tidak melakukan seperti yang dikira pria itu. Namun dengan wajah kuatir sambil membopong Jan-di, Jun-pyo dengan suara pelan menyebut kalau dirinya percaya dengan gadis lugu itu.
Dirumahnya yang megah, Jun-pyo merawat luka Jan-di sambil memarahi gadis itu karena membiarkan dirinya jadi bulan-bulanan. Namun saat membersihkan wajah Jan-di, jantung Jun-pyo berdegup kencang. Untuk menutupinya, ia mendorong handuk dan menyuruh Jan-di membersihkan wajahnya sendiri.
Penyelidikan Yi-jung dan Woo-bin akhirnya membawa mereka ke dalang dari peristiwa yang menimpa Jan-di, yang ironisnya ternyata adalah Oh Min-ji sahabat dekat gadis itu. Di depan Jun-pyo, Min-ji akhirnya buka mulut tentang alasan melakukan semuanya.
Rupanya belasan tahun silam, Min-ji telah menyukai Jun-pyo dan bahkan sempat mengusir seekor serangga yang membuat bocah laki-laki itu takut. Namun saat melihat gambar Min-ji, Jun-pyo kecil langsung menginjak-injak buku gambarnya sambil menyebut kalau dirinya tidak sudi bila suatu hari mempunyai istri seperti Min-ji yang buruk rupa.
Ucapan itu rupanya benar-benar membekas di hati Min-ji, yang sampai mengurung diri di rumah dan belakangan pergi ke Jerman untuk melakukan beberapa kali operasi plastik untuk menyempurnakan wajahnya. Dengan wajah dingin, Jun-pyo menyebut bahwa meski wajahnya sudah dirombak, Min-ji masih seperti dulu.
Paginya saat bangun, Jan-di dikagetkan oleh para staf rumah tangga Jun-pyo yang siap melayani. Bahkan, kepala pelayan telah menyiapkan semua barang Jan-di yang rusak kecuali sepeda. Begitu melihat sepeda pengganti, Jan-di langsung sumrigah…sampai ia melihat harga barang itu.
Saat Jan-di menikmati sarapan di rumah mewah Jun-pyo, pria itu justru malah mengunjungi rumah Jan-di. Diiringi oleh pandangan gugup ayah-ibu dan adik gadis pujaannya, Jun-pyo mencicipi sarapan seperti yang umumnya dimakan orang kebanyakan dengan wajah serius.
Di sekolah, sikap para siswa-siswi Shinhwa terhadap Jan-di berubah drastis. Namun bukannya senang, Jan-di malah marah melihat kemunafikan mereka. Saat berpapasan dengan Min-ji, ia menampar gadis itu dua kali sebelum berjalan pergi.
Namun, Min-ji sadar kalau tamparan itu adalah bentuk perhatian Jan-di terhadap dirinya. Saat Jan-di kembali ke meja kelasnya, ia menemukan sebuah boneka domba bersuara Min-ji, yang isinya mengucapkan terima kasih pada gadis itu dan mengajaknya untuk suatu saat bertemu serta bersahabat lagi.
Di sekolah, Jun-pyo mengeluarkan pengumuman penting : Jan-di secara resmi telah menjadi kekasihnya dan barang siapa mengganggu gadis itu maka akan berurusan dengannya. Kejutan tidak cuma sampai disitu, Ji-hoo yang telah pulang dari Paris mendadak muncul.
Setelah resmi menjadi kekasih Jun-pyo, rumah Jan-di dibanjiri hadiah berupa barang elektronik dan peralatan rumah tangga. Tindakan tersebut nyatanya malah membuat Jan-di tersinggung, ia melabrak Jun-pyo dan mengingatkan pemuda itu supaya tidak mengulangi tindakan itu lagi.
Kemunculan Ji-hoo mulai membuat hati Jan-di resah, apalagi pemuda itu terlihat berbeda dari sebelum keberangkatannya ke Paris. Ia tidak lagi murung melainkan selalu dikelilingi gadis gadis, bahkan Ji-hoo tidak segan menggoda Jan-di.
Dengan caranya yang unik, Jun-pyo sukses memaksa Jan-di untuk berbelanja pakaian. Rupanya, sang pewaris Shinhwa ingin mengajak kekasihnya untuk berlibur bersama F4. Tidak ketinggalan, ia juga sukses mengajak Ga-eul (yang sempat kesal karena Yi-jung membohonginya dengan menyebut Jan-di terkena musibah).
Di pulau yang begitu indah, Jan-di terus terngiang-ngiang akan mimpinya bertemu seorang peramal yang memprediksi apa yang bakal dialaminya. Kekuatirannya makin menjadi saat Jun-pyo menarik tangannya ke sebuah tempat, sementara sahabatnya Ga-eul yang diharap bisa menemani malah asyik dengan Yi-jung.
Minggu, 04 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar