Minggu, 04 Juli 2010

Boys Before Flower (4)



Saat mengantar Soo-hyun ke bandara bersama F4, raut wajah Jan-di mulai berubah tidak enak ketika tahu kalau Ji-hoo tidak muncul. Sebelum pergi, Soo-hyun berbisik pada Jan-di supaya gadis itu bisa membuat Ji-hoo kembali tersenyum sepeninggal dirinya.
Setelah Soo-hyun naik pesawat, barulah Ji-hoo muncul sehingga Jan-di kesal. Namun, wajah Ji-hoo langsung berubah berseri-seri sambil menunjukkan tiket pesawat sambil menyebut kalau dirinya berencana untuk mengejar Soo-hyun. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa keberaniannya muncul berkat Jan-di.
Sebelum pergi, Ji-hoo mengecup kening Jan-di (dan sukses membuat Jun-pyo cemberut). Selesai mengantar rekannya naik pesawat, Jun-pyo tinggal berdua dengan Jan-di dan berusaha untuk menyampaikan sesuatu pada gadis itu. Apes baginya, gemuruh pesawat membuat suaranya tidak terdengar.
Keruan saja wajah Jan-di kebingungan, sementara Jun-pyo tersenyum penuh kemenangan. Saat di sekolah, tanpa basa-basi pewaris perusahaan Shinhwa itu mengingatkan Jan-di akan janji kencan mereka. Didekat mereka, raut wajah Oh Min-ji sahabat Jan-di langsung berubah drastis.
Tidak memperdulikan ucapan Jun-pyo, Jan-di malah pergi berbelanja bersama sang ibu. Malamnya saat salju turun, ia mulai merasa bersalah dan memutuskan untuk mendatangi tempat ‘kencan’ mereka. Sesampai disana, ia terkejut melihat Jun-pyo masih disana sambil menggigil kedinginan.
Merasa bersalah, Jan-di membelikan Jun-pyo segelas kopi sambil naik ke puncak sebuah gedung. Kencan singkat mereka terpaksa diperpanjang setelah pintu tempat tersebut terkunci rapat. Terpaksa bermalam disana, Jan-di yang sempat mendorong Jun-pyo (saat merapat) terkejut mendapati tubuh pria itu begitu panas. Dengan telaten, Jan-di menyelimuti Jun-pyo dengan selimut.
Tanpa disadari, seseorang mengambil gambar saat Jan-di dan Jun-pyo keluar dari gedung. Sempat mengira kalau dirinya bakal dimarahi, Jan-di cuma bisa bengong saat mendapati kedua orangtuanya dirumah malah mensyukuri kejadian itu. Kejutan berikut terjadi di sekolah, Jan-di disebut telah menjadi pacar Jun-pyo diiringi dengan bukti foto mereka berdua.
Bukannya membantah, dengan wajah serius Jun-pyo membenarkan dan langsung melingkarkan tangannya di pundak Jan-di sambil membimbing gadis itu keluar dari aula. Kabar tersebut membuat Min-ji jatuh sakit, namun begitu dikunjungi Jan-di dan mendengar pengakuan sang sahabat soal keadaan yang sebenarnya, gadis itu langsung ceria lagi.
Kuatir melihat Jun-pyo, Yi-jung memutuskan untuk mencari tahu tentang Jan-di dari Ga-eul. Dengan kharismanya, Yi-jung berusaha mempengaruhi Ga-eul supaya menasehati Jan-di soal Jun-pyo. Siapa sangka, aksi tersebut malah membuat Ga-eul marah, dan aksi tersebut membuat Yi-jung yang playboy diam-diam terpesona dengan sahabat karib Jan-di itu.
Diajak ke sebuah klub malam oleh Mi-ji, Jan-di tidak sadarkan diri setelah diberi minum oleh seorang pria dan saat terbangun keesokan harinya, mendapati dirinya di sebuah kamar dengan pakaian minim dan tulisan di kaca.
Sempat waswas dan mulai memikirkan hal terburuk, di sekolah Jan-di jadi bulan-bulanan para siswa yang sebelumnya begitu baik (setelah tahu kalau ia kekasih Jun-pyo). Dengan mata terbelalak, Jan-di melihat foto dirinya dalam keadaan tidak sadarkan diri bersama seorang pria.
Usahanya untuk membantah sia-sia, apalagi ketika Jun-pyo, yang tampil beda dengan rambut lurus dan seragam sekolah, muncul.

Yi-jung dan Woo-bin memutuskan untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan dibantu oleh Ga-eul. Melihat Jun-pyo yang semula ceria berubah dingin. Berkat cara mereka yang khas, Yi-jung dan Woo-bin sukses menangkap pria yang difoto bersama Jan-di. Sementara itu, Jun-pyo mendapat kunjungan dari Mi-ji, yang memberikannya kunci kamar dimana Jan-di kedapatan ‘berselingkuh’. Dengan wajah sedih, Mi-ji berusaha menghibur Jun-pyo sambil menyebut bahwa Jan-di tidak pantas untuk ditangisi. Ucapan itu justru malah membuat pria itu marah, dan sadar kalau perubahan sikap Mi-ji ada hubungannya dengan apa yang dialami Jan-di.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar