Minggu, 04 Juli 2010

Boys Before Flower (23)

Jun Pyo dan Jan Di menghabiskan waktu bersama di kebun binatang. Jun Pyo ingin melindungi Jan Di terutama dari ibunya yang kejam. Jan Di tidak ingin dilindungi. Kata Jan Di ; Aku telah menerima banyak, darimu, F4,dan Jae Kyung aku ingin kesamaan, aku akan menghadapi sendiri apa yang harus kuhadapi.
Kemudian anak lelaki kecil yang bersama mereka berbisik kepada Jun Pyo karena ingin buang air, Jun Pyo segera membawanya ke toilet. Lucu sekali. Jun Pyo menggendong anak yang tertidur di bahunya berjalan pulang dengan Jan Di. Kata Jun Pyo : Ini aneh, aku merasa seperti mimpi.

Tuan Jung menelpon Jun Pyo dan memintanya pulang. Jun Pyo enggan tapi harus pulang. Dia menyerahkan anak itu kepada Jan Di dan berjalan pulang.
Yi Jung memeriksa potongan puzzle keramik yang diberikan Eun Jae, tertulis karakter dalam bahasa Mandarin "once in a life time". Ga Eul berlari masuk ke studio terengah2 katanya : Aku menemukannya !

Ga Eul membawa Yi Jung ke atas sebuah bangunan tinggi. Ga Eul menutup mata Yi Jung dan saat membukanya tepat pada saat matahari terbit dan Yi Jung melihat dua papan iklan besar bertuliskan : Aku mencintaimu dan Yi Jung. Ternyata Eun Jae ingin membawa Yi Jung ke tempat ini untuk menyatakan perasaannya. Saat matahari terbit yang dapat diartikan sekali seumur hidup. Menyadari ini, Yi Jung menangis tak terkendali.
Dokter yoon, Ji Hoo, dan Jan Di pergi memancing bersama. Jan Di menyiapkan ikan kukus kesukaan Dokter Yoon. Dokter Yoon memberikan penjelasan kepada Ji Hoo bahwa dia merasa bersalah atas kematian orang tua Ji Hoo dan meninggalkan Ji Hoo karena tidak ingin kehilangan cucunya itu. Tapi hidup sendiri seperti ini membuatnya juga menderita. Dokter Yoon merasa lega dan dia meminta Ji Hoo mengambil alih yayasan seninya dan kliniknya jika dia meninggal kelak. Jan Di mengambil foto Ji Hoo dan Dokter Yoon.
Ga Eul datang ke studio Yi Jung dengan bersemangat karena Yi Jung meneleponnya. Yi Jung kelihatan lebih baik dan mereka menginjak tanah liat bersama. Situasi menjadi mesra dan Yi Jung hampir mencium Ga Eul kalau saja ponsel Ga Eul tidak berdering.
Saat berjalan pulang, Dokter Yoon menerima telepon yang membuatnya jengkel dan jantungnya kambuh. Ji Hoo membeku melihat itu, tapi Jan Di langsung mengambil obat dan meminta Ji Hoo membawa Dokter Yoon ke rumah sakit. Di Rumah Sakit, Jan Di berkata pada Ji Hoo kalau kakeknya tidak ingin Ji Hoo tahu mengenai penyakitnya. Ji Hoo tampak terpukul.

Ternyata Presdir Kang sekali lagi dibalik semua itu. Sambil memandangi foto2 Jan Di bersama Dokter Yoon dan Ji Hoo. Presdir Kang berencana mengambil alih Yayasan seni Dokter Yoon dan ingin menyingkirkan Jan Di dengan mengganggu orang2 yang dicintainya. Untungnya ada yang lebih berarti bagi gadis itu selain uang kata Presdir Kang.
Jun Pyo masuk dan berkata bahwa dia akan berusaha menjalin kembali kerjasama dengan grup JK dan bersedia menerima semua aturan dan larangan ibunya dengan satu syarat : Jangan mengganggu Jan Di. Ibunya setuju asal Jun Pyo ingat janjinya. Jun Pyo masuk ke bekas kamar Jan Di dan membelai baju seragam Jan Di. Nenek masuk dan berkata bagaimana Jun Pyo dapat mengurus ShinHwa jika dia tidak dapat menjaga kekasihnya. Dilahirkan sebagai lelaki tidak otomatis membuatmu pria sejati. Kau harus mengalami semuanya sampai menjadi pria sejati. Jun Pyo sangat berterima kasih dan memeluk Nenek.

Jan di menemukan lukisan yang dibuat Dokter Yoon saat mengemasi bajunya. Dia memberikan pada Ji Hoo yang sangat tersentuh melihatnya. Ga Eul bercerita ternyata Ayahnya yang bekerja di salah satu anak perusahaan ShinHwa telah dipensiun dini. Jan Di sadar ini pasti pekerjaan Presdir Kang.



Jan Di tahu bahwa Ji Hoo dan Dokter Yoon akan menjadi korban berikutnya. Ketika Ji Hoo dan Jan Di berjalan2 di rumah sakit, mereka melihat piano, Ji Hoo memainkan untuk Jan Di. Biarpun Ji Hoo selalu tersenyum, Jan Di tahu ada beban di hati Ji Hoo. Ji Hoo dan Jan Di berjalan di dekat sungai, Ji hoo berkata ada tiga hal yang ingin dilindunginya : Kakek, yayasan, dan...kau. Tapi pada saat bersamaan lampu2 di jembatan menyala dan bunyi air mancur sangat keras sehingga kata2 Ji Hoo yang terakhir tenggelam, Ji Hoo sangat kesal tapi dia hanya menghela nafas.
Jan Di tenggelam dalam pikirannya, Jan Di sangat menyayangi Ji Hoo dan Dokter Yoon. Bagi Jan Di, Ji Hoo adalah sinar mentari untuknya. Jan Di sudah membuat keputusan untuk pergi. Jan Di sudah berpamitan dengan pasiennya yang sedang koma. Ketika Jan Di pergi, tangan pria itu bergerak.
Jan Di kemudian menghadap kepada Presdir Kang. Setelah itu Jan Di memberi salam dengan temannya waktu menjadi pelayan di keluarga Gu. Kemudian Jan Di berteriak memanggil Jun Pyo. Jun Pyo panik melihat Jan di di rumahnya dan berusaha menyembunyikan Jan Di, tapi Jan Di mengajak Jun Pyo kencan berdua.
Mereka berpiknik keluar, main sepeda, dan makan siang (akhirnya Jun Pyo mendapatkan Jun Pyo's rice nya) Jun Pyo bertanya, kenapa kau tidak pernah berkata bahwa kau menyukaiku ? Aku sudah mengatakannya berkali-kali. Jan Di menjawab, aku harus mengatakannya ? Aku menyukaimu, sangat. Sampai aku tidak dapat menghentikannya biarpun kucoba dan aku sangat marah karena tidak dapat melupakanmu biarpun aku ingin. Kemudian Jan Di menarik Jun Pyo dan menciumnya.



Dalam perjalanan pulang, Jun Pyo sangat gembira tetapi Jan Di jadi lebih pendiam. Ternyata dia telah membuat perjanjian dengan Presdir Kang agar jangan mengganggu teman2nya lagi sebagai gantinya dia akan pergi meninggalkan Jun Pyo. Kencan ini adalah kencan perpisahan Jan Di dengan Jun Pyo.
Jan Di meminta Jun Pyo berhenti dan mengeluarkan koper. Jun Pyo bertanya apa ada kejutan lagi. Jan Di berkata mereka berbeda dan dia akan pergi. Jun Pyo kaget. Saat bus datang, Jan Di bersiap pergi. Jun Pyo bertanya, selain sebagai pewaris Shinhwa apakah kau pernah menganggapku sebagai seorang pria ? Jan Di menjawab : Tidak.



Kemudian dia pergi meninggalkan Jun Pyo yang berteriak memanggilnya dan menangis. Jan Di juga menangis di dalam bus. Jan Di sampai di pesisir pantai tempat orangtuanya bekerja. Orang tua Jan Di terlibat hutang lagi. Setelah kepergian Jan Di, F2 khawatir atas perubahan Jun Pyo dan Ji Hoo yang sangat drastis. Kalau Ji Hoo tenggelam dalam pekerjaannya, Jun pyo justru mabuk2an tak terkendali di bar. Saat Jun pyo pulang dalam keadaan mabuk, dia melewati mesin boneka di jalan. Dia teringat waktu kencan dengan Jan Di dia gagal mendapatkan boneka untuk Jan Di. Dia mencobanya lagi dan tetap saja gagal. Dia menjadi marah dan merusak mesin. Akhirnya Jun pyo ditangkap polisi dan dimasukkan penjara. Sampai Jun Hee datang melihatnya dalam sel dengan pandangan mata kosong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar